Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Selandia Baru telah menjadi negara pertama yang mendirikan bank sperma di mana orang dengan HIV (ODHIV) adalah pendonornya, seperti yang dilansir dari situs BBC. Namun, tentu hanya ODHIV dengan viral load yang tidak terdeteksi yang diperbolehkan mendonorkan sperma mereka. Pendirian bank sperma positif HIV pada November 2019 ini, ditujukan untuk memerangi stigma seputar HIV dan AIDS.
Tak dipungkiri, terapi antiretroviral dapat menurunkan jumlah virus dalam darah ke tingkat yang tidak terdeteksi.
Baca Juga:
Tiga laki-laki yang mengidap HIV, dikabarkan telah mendaftar untuk menyumbangkan sperma mereka, dan semuanya memiliki viral load yang tidak terdeteksi. Ini berarti, tingkat virus dalam darah mereka sangat rendah sehingga HIV tidak dapat ditularkan melalui hubungan seks.
Bank sperma positif HIV ini diluncurkan oleh tiga LSM setempat yakni Body Positive, New Zealand Aids Foundation dan Positive Women Inc. Mereka berharap proyek ini akan mengedukasi masyarakat tentang penularan HIV, dan mengurangi stigma bagi mereka yang terinfeksi HIV. Bank sperma akan menjelaskan bahwa semua pendonor adalah positif HIV, tetapi dengan pengobatan yang berhasil sehingga mencegah mereka menularkan virus.
Salah satu dari tiga pendonor, Damien Rule-Neal, mengatakan kepada media setempat bahwa setelah ia mengungkapkan status HIV kepada pimpinannya, ia diintimidasi dan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya.
“Di negara kami ilmu pengetahuan dan pengobatan sudah sangat maju, dan saya sendiri memiliki banyak teman perempuan yang terinfeksi HIV tapi memiliki anak dengan status negatif HIV,” papar Rule-Neale yang didiagnosis pada tahun 1999, dan kini hidup sehat, menikah dan memiliki dua anak dan tiga cucu.
Ada sejumlah kemajuan pengobatan HIV dalam beberapa tahun terakhir, termasuk transplantasi ginjal pertama di dunia dari satu pasien positif HIV ke pasien lainnya pada bulan Maret 2019. Tak dipungkiri, terapi antiretroviral dapat menurunkan jumlah virus dalam darah ke tingkat yang tidak terdeteksi. Tetapi HIV terus menjadi salah satu tantangan kesehatan masyarakat paling serius di dunia dimana sekitar 38 juta orang diketahui terinfeksi HIV hingga tahun 2018.