Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Quick Facts:
- Jika Anda merasa telah terpajan HIV, sebaiknya segera hubungi petugas kesehatan.
- Tes secara teratur merupakan tindakan yang baik untuk orang-orang yang masih aktif melakukan aktivitas seksual.
- Penting untuk melakukan tes HIV selama kehamilan. Jika status HIV diketahui lebih dini, kita dapat mencegah penularan dari ibu ke bayinya.
- Window period atau periode jendela, adalah jumlah waktu yang diperlukan setelah tubuh terinfeksi, agar suatu tes dapat memberikan hasil yang akurat. Memang baik untuk mengetahui tentang periode jendela, saat ini umumnya periode jendela adalah 12 minggu setelah pajanan, jika sudah melewati masa ini silakan lakukan tes HIV.
Bagi seorang perempuan yang sedang hamil, tes untuk HIV selama kehamilan sejatinya sangat penting. Perempuan yang terinfeksi HIV namun tidak terdiagnosis dan tidak diobati, dapat menularkan virus ke bayi mereka. Di sebagian besar negara, tes HIV adalah bagian rutin dari perawatan yang diterima perempuan selama kehamilan (perawatan antenatal mereka).
Baca Juga:
Rutin Melakukan Tes HIV
Kami menganjurkan agar melakukan tes HIV dan tes infeksi menular seksual (IMS) lainnya setidaknya setahun sekali jika Anda aktif berhubungan seks, khususnya jika Anda berhubungan seks dengan pasangan baru. Tes HIV setiap 3 bulan, sering disarankan untuk lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL). Melakukan tes HIV secara teratur juga membantu membuat Anda merasa aman dan menjaga pikiran dari kecemasan dan jika hasilnya positif, segera memulai perawatan untuk melindungi kesehatan Anda.
Jika anda mengalami pajanan yang berisiko untuk terinfeksi HIV, Anda mungkin akan ditawari PPP Profilaksis Pasca Pajanan (bahasa Inggris: post-exposure prophylaxis, disingkat PEP). Ini adalah pengobatan HIV darurat yang dapat mencegah infeksi HIV namun ini hanya efektif jika diberikan beberapa jam sampai kurang dari 72 jam dan digunakan dengan benar.
Sayangnya, PEP tidak selalu tersedia dan penyedia layanan kesehatan hanya dapat memberikannya kepada Anda jika mereka merasa Anda berisiko tinggi terhadap HIV. Di Indonesia, PEP umumnya diberikan pada orang dengan kecelakaan kerja (medis¶medis), korban pemerkosaan dan pasangan suami istri serodiskordan. Jika Anda menggunakan PEP, Anda harus tetap melakukan tes HIV untuk memastikan bahwa pengobatan itu berhasil.
Jika Anda merasa telah terpajan HIV, pada tahap awal infeksi inilah kemungkinan besar Anda akan menularkan HIV kepada orang lain. Berhati-hatilah selama periode ini dan selalu gunakan kondom saat berhubungan seksual, dan jangan berbagi peralatan suntik yang tidak steril.
Jika Anda Seorang Perempuan Yang Sedang Hamil
Bagi seorang perempuan yang sedang hamil, tes untuk HIV selama kehamilan sejatinya sangat penting. Perempuan yang terinfeksi HIV namun tidak terdiagnosis dan tidak diobati, dapat menularkan virus ke bayi mereka. Di sebagian besar negara, tes HIV adalah bagian rutin dari perawatan yang diterima perempuan selama kehamilan (perawatan antenatal mereka).
Semakin awal seorang perempuan melakukan tes HIV pada masa kehamilan, maka itu akan semakin baik. Perempuan hamil biasanya akan dilakukan tes dalam kunjungan pertama, idealnya sebelum minggu kesepuluh usia kehamilan. Tes-tes ini harus diulang, baik setiap tiga bulan atau setidaknya sekali lagi pada trimester ketiga masa kehamilan. Dokter akan memberi tahu Anda segala yang perlu diketahui tentang tes HIV bersama tes darah lainnya yang akan mereka lakukan selama kehamilan.
Jika Anda positif, Anda akan diberikan perawatan untuk mencegah penularan HIV ke bayi. Semakin dini memulai perawatan, semakin besar kemungkinan anak Anda akan dilahirkan dengan status negatif HIV.