Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Tatkala 18 tahun lalu Joyce Turner Keller didiagnosis dengan HIV, ia sangat mengandalkan iman Kristennya untuk melalui fase kehidupan yang baru ini. ”Spiritualitas saya adalah segalanya,” tutur wanita berusia 70 tahun ini yang juga masih aktif sebagai seorang pengacara, pejabat gereja, pendiri Aspirations Wholistic Tutorial Services (pelayanan Kristen), dan berasal dari Lousiana, Amerika Serikat (AS) ini, seperti dikutip dari situs Poz. “Itu adalah dasar kesembuhanku,” tegasnya.
“Saya berbagi dengan mereka mengenai pentingnya memiliki belas kasihan dan bagaimana pentingnya menempatkan diri Anda pada posisi orang lain,” ia menjelaskan.
Baca Juga:
Turner Keller menggambarkan diagnosisnya alih-alih sebagai “hukuman” justru sebagai kebangkitan dalam hidupnya. Menurut Turner Keller, jika seorang wanita yang rajin beribadah seperti dirinya bisa terinfeksi HIV, itu artinya siapa pun bisa terinfeksi HIV–tanpa terkecuali. Dan Turner Keller bahwa dia harus mengedukasi orang lain, jadi dia mengungkapkan status HIV-nya kepada keluarga dan teman-temannya hanya dalam waktu empat jam setelah didiagnosis.
Dia membagikan mengenai diagnosis HIV-nya dengan sesama anggota gereja, tatkala ada kebaktian doa di rumahnya. “Itu tidak sulit,” kenangnya. “Ini seperti kamu punya tujuan lain dalam hidup. Dan alih-alih menyelamatkan jiwa, sekarang saya harus mulai menyelamatkan beberapa nyawa. Dan itulah yang persis saya lakukan sekarang.” Dengan segera Turner Kelle menjadi konselor yang tersertifikasi dalam tes HIV dan hepatitis, dan ia mulai mengajak jemaat-jemaat di gerejanya, pekerja salon, tukang cukur, untuk melakukan tes HIV.
Turner Keller tidak pernah membiarkan orang lain takut pada HIV, atau ketidaktahuan orang lain tentang HIV memengaruhi dirinya. Sebaliknya, dia mengubah setiap respons negatif terhadap statusnya menjadi peluang dimana ia bisa melakukan edukasi. “Saya berbagi dengan mereka mengenai pentingnya memiliki belas kasihan dan bagaimana pentingnya menempatkan diri Anda pada posisi orang lain,” ia menjelaskan.
Melalui Aspirations Wholistic Tutorial Services, Turner Keller telah memberikan tes HIV kepada ribuan orang dan menghubungkan banyak orang untuk peduli. Dia telah melakukan perjalanan ke berbagai gereja dan komunitas pedesaan untuk menjangkau orang-orang di mana mereka berada. “Menyediakan tes HIV untuk setiap komunitas adalah salah satu hal paling fenomenal yang telah saya lakukan,” papar Turner Keller dengan bangga.
Tak hanya itu, Turner Keller juga membahas topik-topik seperti seks, HIV, identitas gender, dan kekerasan dalam rumah tangga. Dan belakangan Turner Keller juga menyambangi komunitas lain seperti lapas dan pusat rehabilitasi narkoba. Saat ini, Turner Keller terus memberikan tes HIV, kondom, dan pendidikan seks kepada komunitasnya. Dia mengajarkan orang-orang tentang efektivitas profilaksis pra pajanan (PrEP) dan konsep U = U (Undetectable Equals Untransmittable), dimana ODHIV yang viral load-nya tidak terdeteksi makan tidak dapat menularkan HIV secara transmisi seksual.
Dia juga berusaha untuk mematahkan stigma yang terkait dengan berbicara tentang kesehatan seksual dan kondom yang masih dianggap tabu di kalangan wanita di gereja, yang merupakan salah satu tantangan terbesarnya.
Turner Keller sendiri tidak percaya bahwa ada batasan berapa lama ia bisa tetap aktif melayani di komunitasnya. Tujuannya adalah untuk membuat perbedaan, menjadi suara dari mereka yang tidak bisa bersuara dan mematahkan stigma negatif tentang HIV dan AIDS.
Saran Turner Keller untuk mereka yang baru didiagnosis adalah segera lakukan perawatan antiretroviral (ARV), temukan kelompok pendukung yang baik dan cintai diri Anda sendiri. “HIV tidak lebih dari sebuah tantangan yang memberi saya kesempatan untuk berjalan sesuai tujuan saya,” pungkasnya.